Rekomend.id – Tekanan Freon R410A dan Cara Mengukurnya yang Tepat. Dalam dunia pendinginan, pemahaman mendalam mengenai tekanan Freon R410A dan teknik pengukurannya menjadi esensial untuk memastikan kinerja yang optimal dan keselamatan sistem.
Tekanan pada refrigerant ini menjadi faktor kritis dalam menjaga efisiensi serta mencegah potensi masalah yang dapat muncul. Oleh karena itu, artikel ini akan membahas secara rinci tentang tekanan Freon R410A dan pendekatan yang tepat dalam mengukurnya.
Dengan memahami prinsip-prinsip dasar ini, kita dapat lebih cermat dalam menjalankan proses perawatan dan pemeliharaan sistem pendingin yang menggunakan Freon R410A.
Mari eksplorasi bersama bagaimana tekanan Freon ini dapat diukur dengan akurat dan efektif untuk mendukung kelancaran operasi peralatan pendingin.
Refrigerant R-410A
R-410A termasuk dalam kelompok refrigerant zeotropic, merupakan campuran dari R-32 dan R-125. Refrigerant ini tidak merusak lapisan ozon, sehingga R-410A dikembangkan sebagai pengganti R-22 dalam sistem pendingin AC ruangan.
Meskipun R-410A memiliki kapasitas pendingin dan tekanan yang lebih tinggi dibandingkan R-22, namun penggunaannya tidak diperbolehkan sebagai retrofit untuk peralatan pendingin yang sebelumnya menggunakan R-22.
Refrigerant R-410A sebaiknya digunakan pada sistem baru yang dirancang khusus sesuai dengan karakteristiknya, terutama pada AC jenis inverter. Karena R-410A merupakan campuran refrigerant (R-32 + R-125), saat pengisian, disarankan untuk membalik posisi tabungnya.
Berikut adalah beberapa karakteristik dari R-410A:
- Kode Warna Tabung: Merah Muda (Pinkish-Red)
- Titik Didih pada Tekanan 1 Atmosfir: -51,53°C
- Suhu Kritis: 72,50°C
- Tekanan Kritis: 4,95 Mpa
- Tidak Beraroma
- Jernih dan Tidak Berwarna
- Tidak Mudah Terbakar
Tekanan Freon R410A
Tekanan freon R410A mencapai 140 psi. Saat melakukan pengisian ulang, penting untuk menjaga tekanan agar tidak terlalu rendah atau terlalu tinggi, dan melaksanakan proses pengisian dengan benar.
Cara Mengukur Tekanan Freon R410A
Untuk mengukur tekanan freon R410A, diperlukan alat yang disebut manifold gauge. Manifold gauge terdiri dari tiga meteran, yaitu meteran tekanan tinggi, meteran tekanan rendah, dan meteran vakum.
Meteran tekanan tinggi digunakan untuk mengukur tekanan pada sisi tekanan tinggi dari sistem pendingin, sementara meteran tekanan rendah digunakan untuk mengukur tekanan pada sisi tekanan rendah dari sistem. Meteran vakum digunakan untuk mengukur vakum pada sistem pendingin sebelum memasukkan freon.
Sebelum mengukur tekanan freon R410A, pastikan sistem pendingin telah beroperasi selama minimal 15 menit untuk mencapai suhu yang stabil.
Selanjutnya, pasang manifold gauge pada sistem pendingin dan baca tekanan pada meteran tekanan tinggi dan rendah. Pastikan tekanan tersebut berada dalam kisaran yang diizinkan oleh produsen sistem.
Jika tekanan freon R410A terlalu rendah, sistem pendingin mungkin tidak mendingin dengan baik. Jika tekanan freon R410A terlalu tinggi, pipa sistem dapat bocor atau bahkan pecah.
Untuk mengatur tekanan freon R410A, penting untuk memahami spesifikasi tekanan untuk sistem pendingin yang digunakan. Spesifikasi ini biasanya dapat ditemukan pada manual sistem atau di situs web produsen sistem.
Perbedaan Tekanan Freon
Berikut adalah data tekanan masing-masing freon, di mana semakin tinggi nilainya, pipa yang digunakan harus lebih tebal agar tidak bocor akibat tekanan yang lebih tinggi:
- R22: 80 psi
- R410a: 140 psi
- R32: 140 psi
Dengan tekanan yang lebih tinggi pada R410a dan R32, disarankan untuk tidak menggunakan pipa tipis dengan ketebalan di bawah 0.55mm, seperti yang umumnya digunakan pada AC berbasis freon R22 yang rentan terhadap kebocoran pipa.
Pabrikan menetapkan standar ketebalan pipa minimal sebesar 0.6mm. Oleh karena itu, Selka menyediakan pipa kualitas Premium, merek Tateyama, untuk memenuhi kebutuhan standar minimal ini.
Meskipun Selka masih menyediakan pipa dengan ketebalan 0.55mm untuk kebutuhan instalasi dengan harga lebih ekonomis, Rekomend memastikan bahwa penggunaan pipa ini masih aman. Namun, sangat disarankan untuk tidak menggunakan pipa dengan ketebalan kurang dari 0.55mm.
Selain itu, penggunaan freon R32 atau R410a wajib dilakukan dengan proses vakum, karena oli yang digunakan adalah oli sintetis yang sangat rentan terpengaruh oleh udara dan debu. Jenis oli ini lebih sensitif dibandingkan dengan oli mineral yang digunakan oleh R22.
3 Tanda Freon AC Habis
Lampu Indikator Berkedip
Biasanya, lampu indikator timer berkedip sebagai tanda bahwa terdapat masalah pada salah satu komponen AC. Oleh karena itu, sebaiknya jika lampu tersebut berkedip, jangan diabaikan, melainkan segera cari tahu penyebabnya karena kemungkinan freonnya sudah habis.
Tagihan Listrik Membengkak
Peningkatan tagihan listrik bisa menjadi indikasi bahwa AC mengalami kerusakan atau freon telah habis. Kehabisan freon dapat membuat AC bekerja lebih keras untuk menghasilkan udara dingin, yang pada gilirannya mengakibatkan konsumsi energi listrik yang tinggi. Oleh karena itu, periksa komponen AC Sobat Rekomend jika tagihan listrik meningkat secara signifikan.
AC Mengeluarkan Bunyi Berisik
Jika AC Sobat Rekomend menghasilkan suara yang mengganggu dibandingkan sebelumnya, ini dapat menjadi tanda bahwa freon sudah habis dan perlu diisi ulang dengan segera. Selain itu, kondisi tersebut juga dapat menjadi petunjuk adanya kerusakan pada bagian mesin AC.
Perbedaan Aturan Pengisian Refrigerant
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, R-410A merupakan refrigerant non-tunggal atau campuran. Oleh karena itu, saat mengisi refrigerant ini, tabung harus dibalik agar refrigerant yang masuk berbentuk cair (liquid) dan kompressor dalam keadaan mati (off). Refrigerant berbentuk cair dimasukkan sesuai dengan berat yang tertera pada nameplate.
Pada refrigerant campuran seperti R-410A, penyusunnya (R-32 + R-125) akan bercampur secara sempurna saat berbentuk cair. Sebaliknya, jika refrigerant yang keluar berbentuk gas, maka refrigerant penyusun yang memiliki titik didih paling rendah akan keluar terlebih dahulu, baru kemudian diikuti oleh refrigerant penyusun lain yang memiliki titik didih lebih tinggi.
Akibatnya, komposisi refrigerant dapat berubah, memengaruhi hubungan antara suhu dan tekanan serta sifat termalnya. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan kinerja mesin pendingin. Selain itu, penentuan tekanan kerja sistem akan sulit karena pergeseran hubungan antara suhu dan tekanan.
Sementara itu, untuk R-22 dan R-32 yang merupakan refrigerant tunggal, saat mengisi, posisi tabung tidak menjadi masalah karena tidak terkait dengan masuknya refrigerant berbentuk cair atau gas. Yang perlu diperhatikan hanyalah di saluran mana harus mengisi refrigerant cair dan di mana harus mengisi refrigerant berbentuk gas.
Baca Juga:
- Cara Vakum AC Baru dan AC Lama, freon R32 atau R410a
- Ketahui Macam-macam Freon dan Fungsinya
- Cara Bongkar AC Tanpa Membuang Freon
Penutup
Demikian artikel ini, Rekomend.id telah membahas mengenai Tekanan Freon R410A dan Cara Mengukurnya yang Tepat.
Dalam menghadapi tantangan perawatan dan penggunaan Freon R410A, pemahaman akan tekanan dan cara mengukurnya secara tepat sangat penting.
Menjaga tekanan Freon R410A pada tingkat yang sesuai adalah kunci untuk menjaga kinerja optimal dan keamanan sistem pendingin. Dengan memahami karakteristik tekanan ini, teknisi dapat mengidentifikasi masalah potensial dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk menjaga kelancaran operasi sistem.
Oleh karena itu, dalam menjalankan tugas perawatan dan pengisian ulang, pengukuran tekanan Freon R410A harus dilakukan dengan hati-hati dan akurat.
Dengan demikian, pemahaman yang mendalam tentang tekanan Freon R410A dan metode pengukurannya yang tepat akan menjadi kunci keberhasilan dalam menjaga kesehatan dan kinerja sistem pendingin.
Terima kasih telah membaca artikel Tekanan Freon R410A dan Cara Mengukurnya yang Tepat ini.