Rekomend.id – Pengertian Baterai dan Jenis-jenisnya. Pengertian Baterai dan Jenis-Jenis Baterai telah dijelaskan dengan baik dalam pembahasan di atas.
Dari Baterai Primer hingga Baterai Sekunder, seperti Ni-Cd, Ni-MH, dan Li-Ion, setiap jenis baterai memiliki karakteristik dan penggunaan yang berbeda.
Penting untuk memahami perbedaan antara mereka agar dapat memilih baterai yang paling sesuai untuk kebutuhan dan menjaga lingkungan dengan cara yang bertanggung jawab.
Mari kita lanjutkan untuk mendalami pengetahuan tentang Pengertian Baterai dan Jenis-jenisnya yang lebih luas dalam berbagai perangkat dan teknologi.
Jenis-jenis Baterai
Setiap baterai terdiri dari terminal positif (katoda) dan terminal negatif (anoda) serta elektrolit yang berfungsi sebagai penghantar.
Arus listrik yang dihasilkan oleh baterai adalah arus searah atau yang juga dikenal sebagai arus DC (Direct Current). Secara umum, baterai terbagi menjadi dua jenis utama, yaitu baterai primer yang hanya dapat digunakan sekali (baterai sekali pakai) dan baterai sekunder yang dapat diisi ulang (baterai isi ulang).
1. Baterai Primer (Baterai Sekali Pakai/Single Use)
Baterai primer atau baterai sekali pakai ini adalah tipe baterai yang paling umum dijumpai di pasar, hampir semua toko dan supermarket menjualnya.
Hal ini karena baterai ini memiliki banyak penggunaan yang luas dan harganya lebih terjangkau. Biasanya, jenis baterai ini memiliki tegangan sekitar 1,5 Volt dan tersedia dalam berbagai ukuran seperti AAA (sangat kecil), AA (kecil), C (sedang), dan D (besar).
Selain itu, ada juga baterai primer (sekali pakai) dalam bentuk kotak dengan tegangan 6 Volt atau 9 Volt.
Beberapa jenis baterai yang termasuk dalam kategori baterai primer (sekali pakai) antara lain adalah:
Baterai Zinc-Carbon (Seng-Karbon)
Baterai Zinc-Carbon sering juga disebut sebagai Baterai “Heavy Duty” yang biasanya dapat kita temukan dengan mudah di berbagai toko atau supermarket.
Jenis baterai ini terbuat dari bahan Zinc yang berperan sebagai Terminal Negatif dan juga sebagai pelindung luar baterai.
Sementara itu, Terminal Positifnya terbuat dari Karbon dalam bentuk batang. Baterai Zinc-Carbon ini termasuk jenis baterai yang relatif terjangkau harganya jika dibandingkan dengan jenis baterai lainnya.
Baterai Alkaline (Alkali)
Baterai Alkaline memiliki masa pakai yang lebih lama namun harganya lebih tinggi jika dibandingkan dengan Baterai Zinc-Carbon.
Baterai ini menggunakan elektrolit Potassium hydroxide yang termasuk dalam golongan Zat Alkali (Alkaline), sehingga dinamakan Baterai Alkaline.
Saat ini, banyak baterai yang mengadopsi Alkaline sebagai elektrolitnya, tetapi mereka menggunakan bahan elektroda yang berbeda sebagai komponen pentingnya.
Baterai Lithium
Baterai Primer Lithium memberikan performa yang lebih unggul daripada jenis baterai primer (sekali pakai) lainnya.
Baterai Lithium dapat disimpan selama lebih dari 10 tahun dan dapat beroperasi pada suhu yang sangat rendah.
Karena keunggulannya ini, baterai Lithium sering digunakan untuk aplikasi penyimpanan memori pada mikrokomputer dan jam tangan.
Baterai Lithium biasanya memiliki bentuk yang menyerupai uang logam dan sering disebut sebagai Baterai Koin atau Button Cell. Terkadang, juga disebut sebagai Baterai Kancing.
Baterai Silver Oxide
Baterai Silver Oxide termasuk dalam jenis baterai yang memiliki harga tinggi, hal ini disebabkan oleh tingginya harga perak yang digunakan dalam baterai ini.
Baterai Silver Oxide dapat dirancang untuk menghasilkan energi yang tinggi, namun dengan ukuran yang relatif kecil dan ringan.
Biasanya, baterai Silver Oxide dibuat dalam bentuk baterai koin atau yang sering disebut sebagai baterai kancing. Jenis baterai Silver Oxide ini sering digunakan dalam jam tangan, kalkulator, dan aplikasi militer.
Baterai Sekunder (Baterai Isi Ulang/Rechargeable)
Baterai Sekunder adalah jenis baterai yang dapat diisi ulang atau Rechargeable Battery. Secara prinsip, cara Baterai Sekunder menghasilkan arus listrik serupa dengan Baterai Primer.
Namun, yang membedakannya adalah bahwa Reaksi Kimia dalam Baterai Sekunder dapat terbalik (Reversible). Saat baterai digunakan dan terhubung ke beban (discharge), elektron akan mengalir dari terminal Negatif ke Positif.
Namun, ketika sumber energi eksternal (Charger) terhubung ke Baterai Sekunder, elektron akan mengalir dari Positif ke Negatif, mengisi kembali muatan baterai.
Beberapa jenis Baterai yang dapat diisi ulang yang sering kita temui antara lain Baterai Ni-cd (Nickel-Cadmium), Ni-MH (Nickel-Metal Hydride), dan Li-Ion (Lithium-Ion).
Beberapa jenis Baterai yang termasuk dalam Kategori Baterai Sekunder (Baterai Isi Ulang) antara lain adalah:
Baterai Ni-Cd (Nickel-Cadmium)
Baterai Ni-Cd (Nikel-Kadmium) merupakan jenis baterai sekunder (dapat diisi ulang) yang menggunakan Nikel Oksida Hidroksida dan Kadmium Logam sebagai bahan elektrolitnya.
Baterai Ni-Cd memiliki kemampuan untuk beroperasi dalam berbagai rentang suhu dan masa pakai yang panjang. Di sisi lain, Baterai Ni-Cd akan mengalami pelepasan daya sendiri (self discharge) sekitar 30% setiap bulan saat tidak digunakan.
Baterai Ni-Cd juga mengandung sekitar 15% zat beracun, yaitu Kadmium yang bersifat karsinogenik dan berpotensi berbahaya bagi kesehatan manusia serta lingkungan.
Saat ini, Uni Eropa (European Union) telah melarang penggunaan dan penjualan Baterai Ni-Cd (Nikel-Kadmium) dalam perangkat konsumen portabel berdasarkan peraturan “Directive 2006/66/EC” atau yang dikenal sebagai “Battery Directive”.
Baterai Ni-MH (Nickel-Metal Hydride)
Baterai Ni-MH (Nikel-Metal Hidrida) memiliki keunggulan yang hampir serupa dengan Ni-Cd, namun memiliki kapasitas yang 30% lebih besar dibandingkan dengan Baterai Ni-Cd.
Selain itu, baterai Ni-MH tidak mengandung zat beracun Cadmium yang dapat merusak lingkungan dan kesehatan manusia.
Baterai Ni-MH dapat diisi ulang hingga ratusan kali, sehingga dapat menghemat biaya dalam pembelian baterai baru. Namun, baterai Ni-MH memiliki tingkat pelepasan daya sendiri (self-discharge) sekitar 40% setiap bulan jika tidak digunakan.
Saat ini, Baterai Ni-MH banyak digunakan dalam kamera dan radio komunikasi. Meskipun tidak mengandung Cadmium berbahaya, Baterai Ni-MH masih memiliki sedikit zat berbahaya yang dapat merugikan kesehatan manusia dan lingkungan, sehingga perlu didaur ulang (recycle) dan tidak boleh dibuang sembarangan.
Baterai Li-Ion (Lithium-Ion)
Baterai Li-Ion (Lithium-Ion) adalah jenis baterai yang paling umum digunakan dalam perangkat elektronik portabel seperti kamera digital, ponsel, kamera video, dan laptop.
Baterai Li-Ion memiliki masa pakai yang tinggi, lebih ringan sekitar 30%, dan kapasitas yang lebih besar sekitar 30% jika dibandingkan dengan Baterai Ni-MH.
Tingkat pelepasan daya sendiri (self-discharge) baterai Li-Ion adalah sekitar 20% per bulan. Selain itu, baterai Li-Ion lebih ramah lingkungan karena tidak mengandung zat berbahaya seperti Cadmium.
Meskipun demikian, mirip dengan Baterai Ni-MH (Nikel-Metal Hidrida), Baterai Li-Ion masih mengandung sedikit zat berbahaya yang dapat membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan, sehingga perlu didaur ulang (recycle) dan tidak boleh dibuang sembarangan.
Penutup
Demikian artikel ini, Rekomend.id telah membahas mengenai Pengertian Baterai dan Jenis-jenisnya.
Pengertian Baterai dan Jenis-jenisnya telah dijelaskan dengan baik dalam pembahasan di atas. Dari Baterai Primer hingga Baterai Sekunder, seperti Ni-Cd, Ni-MH, dan Li-Ion, setiap jenis baterai memiliki karakteristik dan penggunaan yang berbeda.
Penting untuk memahami perbedaan antara mereka agar dapat memilih baterai yang paling sesuai untuk kebutuhan dan menjaga lingkungan dengan cara yang bertanggung jawab.
Terima kasih telah membaca artikel Pengertian Baterai dan Jenis-jenisnya ini.