Rekomend.id – Cara Menghitung Daya Listrik 3 Phase dengan Mudah. Dalam dunia kelistrikan, pemahaman tentang cara menghitung daya listrik 3 phase sangatlah penting untuk memastikan efisiensi dan optimalisasi penggunaan energi.
Daya listrik 3 phase sering digunakan dalam berbagai industri dan instalasi besar, sehingga memiliki pengetahuan mengenai cara menghitungnya menjadi hal yang sangat berguna.
Artikel ini akan membahas dengan lengkap dan mudah dipahami mengenai cara menghitung daya listrik 3 phase.
Mulai dari pemahaman karakteristik sistem hingga aplikasi rumus perhitungan yang sederhana, pembaca akan dibimbing langkah demi langkah untuk melakukan perhitungan daya listrik 3 phase dengan mudah.
Simaklah selengkapnya untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam dan praktis dalam mengelola daya listrik 3 phase.
Apa Itu Instalasi Listrik 3 Phase?
Instalasi listrik 3 phase merupakan susunan rangkaian listrik yang terdiri dari empat jenis kabel. Dalam domain kelistrikan, istilah tentang sistem kelistrikan 3 phase sering kali muncul.
Dalam rangkaian tersebut, tiga kabel berfungsi sebagai konduktor atau penghantar, sementara satu kabel lainnya berperan sebagai titik netral.
Umumnya, instalasi 3 phase menggunakan tegangan listrik sebesar 380 volt. Penggunaannya khusus ditujukan untuk menyediakan pasokan listrik dalam skala besar.
Contohnya, untuk memenuhi kebutuhan listrik pada industri seperti pabrik produksi, sektor perhotelan, perkantoran, dan tempat lain yang memerlukan tegangan listrik yang tinggi.
Intinya, semakin besar luas bangunan atau jumlah perangkat listrik yang perlu dioperasikan, kebutuhan daya listriknya pun akan semakin tinggi.
Macam-Macam Tegangan Daya Listrik 3 Phase
Secara prinsip, tegangan listrik 3 fase memiliki dua jenis, yaitu tegangan antar fase (Vpp atau tegangan fase ke fase) dan tegangan fase ke netral (Vpn atau tegangan fase ke netral atau tegangan garis ke netral).
Keuntungan Daya Listrik 3 Phase
Memanfaatkan daya listrik 3 fase membawa berbagai keuntungan, termasuk penyediaan daya listrik yang besar.
Ini sangat bermanfaat untuk industri atau hotel yang memerlukan pasokan listrik yang besar dan memerlukan jaringan listrik yang luas. Umumnya, sistem daya listrik 3 fase digunakan untuk menggerakkan motor industri yang membutuhkan daya yang signifikan.
Selain itu, keuntungan lain yang diperoleh adalah arus yang lebih rendah. Hal ini disebabkan oleh tekanan listrik yang lebih tinggi, sehingga arus yang mengalir akan lebih rendah untuk daya yang sama. Oleh karena itu, ukuran kabel yang digunakan biasanya lebih kecil.
Karakteristik Tegangan Listrik 3 Phase
Sebelum mengulas lebih lanjut tentang metode pengukuran tegangan listrik 3 phase, mari kita kenali terlebih dahulu karakteristik dari sistem kelistrikan ini.
Berikut adalah beberapa ciri khas dari sistem kelistrikan 3 fasa:
- Tegangan listrik pada sistem 3 fasa umumnya memiliki nilai yang lebih tinggi. Oleh karena itu, penggunaannya sering diarahkan pada instalasi listrik yang membutuhkan tegangan yang tinggi.
- Listrik 3 fasa biasanya menggunakan kabel listrik dengan dimensi yang lebih kecil.
- Dalam sistem listrik 3 fasa, tegangan listrik yang digunakan cenderung tinggi. Sebagai akibatnya, arus listrik yang mengalir dalam rangkaian umumnya menjadi lebih rendah.
- Sistem kelistrikan 3 fasa umumnya tidak memerlukan penggunaan kapasitor. Hal ini disebabkan oleh besarnya daya yang digunakan dalam instalasi tersebut, sehingga tidak memerlukan tambahan perangkat seperti kapasitor.
Menghitung Daya Listrik 3 Phase
Rumus Perhitungan Daya pada Listrik 3 Phase
Untuk menghitung besaran daya listrik 3 phase, terdapat rumus yang dapat mempermudah perhitungan. Rumus perhitungan daya pada listrik 3 phase adalah:
P = V x l x cos phi x √3
Keterangan simbol pada rumus daya listrik:
- P: Daya (Watt)
- V: Tegangan (Volt)
- I: Arus (Ampere)
- cosϕ: Faktor daya
Contoh Perhitungan Daya pada Listrik 3 Phase
- Setelah mengetahui rumus untuk menghitung besarnya daya listrik 3 phase, selanjutnya kita akan menerapkannya dalam perhitungan menggunakan angka. Dengan mengaplikasikan angka pada contoh ini, diharapkan Sobat Rekomend dapat lebih mudah memahaminya. Berikut adalah contoh cara menghitung daya pada listrik 3 phase:
- Pada instalasi listrik 3 phase, tegangan (V) yang digunakan adalah 380 Volt dan arus listrik (I) terukur sebesar 40 Ampere untuk setiap fasa. Sementara itu, nilai cos phi pada instalasi tersebut adalah 0,75. Berapakah besarnya daya (P) yang terpakai pada instalasi tersebut?
- Jawabannya dapat dihitung menggunakan rumus seperti yang telah dijelaskan sebelumnya: P = V x I x cos phi x √3
- P = 380 x 40 x 0,75 x 1,73
- P = 19.722 Watt
Dari perhitungan tersebut, dapat disimpulkan bahwa daya listrik 3 phase yang terpakai pada instalasi tersebut adalah sebesar 19.722 Watt.
Hal Lain yang Perlu Diketahui
Terdapat beberapa hal dan informasi tambahan yang perlu dipahami dalam menghitung besarnya daya listrik jenis 3 phase.
Salah satu aspek penting adalah cos phi, yang mencerminkan kerugian daya akibat adanya beban harmonik. Pada instalasi listrik dengan sistem 3 phase, nilai cos phi dapat bervariasi.
Variasi nilai cos phi pada instalasi listrik 3 phase dipengaruhi oleh seberapa besar beban harmonik yang harus ditanggung oleh instalasi tersebut. Meskipun demikian, nilai cos phi yang ideal pada listrik 3 phase umumnya berada dalam rentang antara 0,85 hingga 0,95.
Cara Menghitung kWh Meter Listrik 3 Phase
Cara menghitung KWH meter 3 phase dengan CT untuk kebutuhan atau pemakaian sehari-hari sebenarnya dapat dilakukan dengan mudah.
Caranya adalah dengan menjumlahkan total estimasi daya dari peralatan-peralatan listrik yang ada di tempat tersebut.
Untuk mempermudah penghitungan, kita dapat mencoba menjumlahkan daya total dari alat-alat elektronik yang telah dihitung sebelumnya.
Total konsumsi daya pada sebuah bangunan dalam satu hari dapat dihitung sebagai berikut:
Diketahui:
- Konsumsi daya 10 buah lampu = 45.000 Watt
- Konsumsi daya kulkas = 600 Watt
- Konsumsi daya 2 buah AC = 24.000 Watt
- Konsumsi daya rice cooker = 3.000 Watt
- Konsumsi daya TV = 300 Watt
Konsumsi daya total dalam 1 hari = 45.000 + 600 + 24.000 + 3.000 + 300 = 72.900 Watt atau 72,9 kWh.
Misalkan bangunan tersebut menggunakan daya listrik golongan 440 VA dengan tarif listrik per kWh sebesar 1.467,26. Untuk menghitung tarif listrik atau total biaya listrik harian bangunan tersebut, dapat dilakukan dengan perhitungan berikut:
72,9 KWh×Rp 1.467,26=Rp 106.963,25472,9KWh×Rp1.467,26=Rp106.963,254
Selanjutnya, jika dibulatkan dalam sebulan, jumlah tagihan listrik Sobat Rekomend adalah sebagai berikut:
Rp 106.963,254×30 hari=Rp 3.208.897,56Rp106.963,254×30hari=Rp3.208.897,56 atau jika dibulatkan menjadi Rp 3.208.898Rp3.208.898.
Penutup
Dalam artikel ini, Rekomend.id telah membahas mengenai Cara Menghitung Daya Listrik 3 Phase dengan Mudah.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa menghitung daya listrik 3 phase tidaklah rumit jika kita memahami langkah-langkahnya dengan baik.
Artikel ini telah menjelaskan cara menghitung daya listrik 3 phase dengan mudah, mulai dari rumus dasar hingga contoh perhitungan yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan pemahaman yang baik mengenai karakteristik dan rumus perhitungan, kita dapat mengoptimalkan penggunaan daya listrik 3 phase sesuai dengan kebutuhan.
Semoga artikel ini bermanfaat untuk memudahkan Sobat Rekomend dalam mengelola dan memahami daya listrik 3 phase. Terima kasih telah membaca artikel mengenai “Cara Menghitung Daya Listrik 3 Phase Dengan Mudah”.
Terima kasih telah membaca artikel Cara Menghitung Daya Listrik 3 Phase dengan Mudah ini.